Manfaat Susu Untuk Pertumbuhan Anak
Senin, 27 Februari 2012 Ditulis oleh
Administrator
Susu dibutuhkan untuk
memenuhi nutrisi anak. Tak hanya untuk pemenuhan nutrisi, susu juga dibutuhkan
anak untuk menjaga kesehatannya hingga dewasa. Berikut ini keuntungan
membiasakan si kecil minum susu sejak dini.
Tulang Sehat : Susu dan produk olahan susu
adalah penyedia kalsium, fosfor, magnesium, dan protein, yang masing-masing
esensial untuk pertumbuhan serta perkembangan tulang yang sehat. Minum susu
sejak kecil dan sepanjang hidup bisa membantu membuat tulang kuat dan
memproteksinya dari berbagai penyakit, seperti osteoporosis (tulang keropos)
hingga lanjut usia.
Gigi Sehat : Jumlah kalsium dan fosfor yang ada dalam produk
susu juga baik untuk perkembangan dan menjaga kesehatan gigi. Dengan minum
susu, gigi akan terlindungi dari ancaman kerusakan gigi akibat asam mulut. Ini
bisa terjadi berkat kandungan casein yang berlaku sebagai lapisan tipis
pelindung enamel.
Obesitas : Mereka
yang sering minum susu dan makanan olahan susu bisa mempertahankan bentuk tubuh
yang ideal.Minum susu dan makan produk olahan susu sebagai bagian dari diet
dengan kalori terkontrol diketahui mampu mengurangi berat badan, terutama di
sekitar perut. Mekanismenya memang
belum terlalu jelas,
namun tampaknya berkaitan dengan jumlah kalsium yang terkandung dalam susu dan
produk olahannya. Ternyata mitos yang mengatakan minum susu bikin gemuk tak
benar, asal minum susu masih dalam jumlah yang wajar dan tepat. Jadi, supaya
bahaya obesitas tidak mengintai si kecil, biasakan si kecil minum sususejak
dini, ya.
Mencegah resiko Diabetes Tipe 2 : Studi mengungkapkan, minum susu rendah lemak
secara rutin bisa mengurangi risiko diabetes tipe 2. Penyakit diabetes type 2
saat ini sudah banyak menghinggapi anak-anak. Dengan jumlah dan kadar yang
tepat bisa membantu menjaga si anak jauh dari penyakit ini. Diperkirakan,
hubungan antara mengkonsumsi susu dan menurunnya risiko diabetes tipe 2 adalah
karena adanya kandungan kalsium dan magnesium dalam susu, atau bisa pula karena
produk olahan susu memiliki indeks glikemik yang rendah, yang artinya bisa
mengkontrol level gula darah.
Cairan Tubuh : Sering
kita dengar, untuk terus menjaga hidrasi tubuh, disarankan untuk minum air
setidaknya 6-8 gelas per hari. Dalam keadaan dehidrasi, kita akan merasa sulit
berkonsentrasi dan kehilangan daya mengingat, mudah marah, serta tak enak
badan. Minum susu adalah salah satu alternatif terbaik untuk menghidrasi tubuh.
Satu penelitian terkini dari Amerika mengatakan, minum susu cokelat membantu
mengisi kembali cairan tubuh setelah lelah beraktivitas. Jadi, jangan lupa
untuk menyiapkan susu untuk si kecil setiap ia usai beraktivitas, ya.
Minum Susu Sebagai Kudapan Sehat
Di masa pertumbuhannya, anak-anak sangat mudah
terserang rasa lapar, terutama jika mereka termasuk yang aktif atau gemar
berolahraga. Kudapan merupakan cara yang paling tepat untuk memuaskan rasa
lapar tersebut, sekaligus mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Hanya
saja, yang harus diperhatikan adalah jenis makanan yang tepat sebagai kudapan
mereka. Anda tentu tidak ingin anak Anda malah terserang penyakit akibat salah
memilih kudapan, khan?!
Pilihlah jenis makanan yang bisa meningkatkan
atau memberikan pasokan energi bagi mereka, tanpa takut menjadi gemuk, yaitu
yang mengandung karbohidrat kompleks yang tinggi protein, seperti roti gandum
yang dikombinasikan dengan selai kacang, keju, atau, yang lebih mudahnya, minum
susu.
Susu memiliki kandungan yang sangat baik untuk tubuh. Kandungan
fosfor, magnesium, dan kalsium bisa memenuhi kebutuhan tubuh sekaligus menjaga
kondisi tubuh dengan baik. Selain menjaga kesehatan,minum susu juga memiliki
kandungan karbohidrat dan lemak yang bisa menahan lapar cukup lama sekaligus
mengubah lemak menjadi energi. Ingatlah bahwa energi sangat dibutuhkan oleh
anak-anak, terutama yang berada dalam masa perkembangan lanjutan, untuk
membantunya beraktivitas lebih optimal.
Minum susu adalah cara termudah untuk mengkonsumsinya. Anda
tidak perlu khawatir jika anak Anda termasuk yang kurang suka minum susu
terlalu banyak. Sifat susu yang cair memudahkan Anda untuk bisa membentuknya
menjadi kudapan jenis lain. Susu bisa dibentuk menjadi kudapan lain, seperti puding
susu, es loli dari susu, kue kecil, dan lainnya. Selain itu, minum susu juga
bisa dijadikan pilihan untuk anak yang sulit makan atau picky eater. Sediakan
susu sebagai tambahan asupan nutrisi bagi anak. Jangan paksakan anak yang sulit
makan, cukup berikan nutrisi tambahan lewat susu dan produk olahannya.
Bagi anak usia di atas setahun, terangD R.H.M.V.
Ghazali MBA.MM, , kebutuhan terhadap susu memang masih ada. Tapi bukan berarti
anak usia di atas setahun harus minum susu. "Tidak minum susu pun, anak bisa
tetap sehat. Asalkan kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineralnya
terpenuhi. Susu hanya untuk menyempurnakan bila kemampuan ekonomi
memungkinkan."
Sebenarnya, tutur dokter spesialis anak dari
Kid's World ini, sejak usia 4 bulan pun, susu bukanlah makanan wajib. Karena si
bayi sudah memerlukan makanan tambahan, seperti biskuit, bubur susu, atau buah.
Bahkan harus sudah diperkenalkan dengan makanan padat lain seperti nasi tim di
usia 6 bulan ke atas.
Lain halnya bila usianya masih di bawah 4 bulan,
"Susu sangat bermanfaat. Justru kalau tak diberikan susu, maka pertumbuhan
bayi akan tertinggal. Dan susu yang terbaik ialah ASI. Karena itu, minimal
sampai umur bayi 4 bulan harus diusahakan ASI saja sebagai makanan
pokoknya."
ADA SESUATU DI MULUT,
Jadi, Bu, Pak, tak usah panik jika si kecil
ogah minum susu bila usianya sudah di atas 4 bulan. Yang perlu dilakukan ialah
mencari tahu penyebabnya. Apakah si anak diberi makanan yang keliru
komposisinya? Misalnya, makanannya terlalu banyak manis-manis sehingga kadar
glukosa darahnya sudah terkejar. Akibatnya, ia ogah minum susu dan bahkan, juga
menolak kala disuruh makan. Lantaran ia merasa kenyang. "Bila gizi makanan
anak tak seimbang antara lemak, protein, vitamin dan mineral, anak merasa tak
lapar. Komposisi makanan yang tak berimbang itulah yang mengkondisikan anak
jadi kenyang," jelas Ghazali.
Yang perlu diwaspadai, jika gizinya baik dan si
anak pun sehat namun tiba-tiba ia menolak minum susu, mungkin ada sesuatu di
mulutnya. Misalnya, sariawan, radang gusi, atau mau tumbuh gigi. Barangkali
juga anak mengidap suatu penyakit yang menyebabkan ia tak nafsu dan tak mau
makan, termasuk minum susu. Atau mungkin ada gangguan-gangguan di saluran
pencernaan, mulai dari gangguan absorpsi makanan, sehingga makanan yang
diberikan tak diserap.
Sementara pada bayi usia di bawah 4 bulan, lebih banyak
dikarenakan faktor fisik atau anatomi yang terganggu. "Misalnya, pilek dan
hidung tersumbat, sehingga anak bernafas sekaligus menelan di mulut. Ia tak
bisa minum banyak," tutur Ghazali. Bisa jadi juga karena alergi, rhinitis,
sehingga sulit diberi susu. Belum lagi jika ada gangguan di selaput lendir
mulut atau di saluran cerna. Begitupun bila si bayi sudah terkena kontaminasi
dengan penyakit sub klinis.
Jadi, minumnya tak bisa dipaksakan, harus dicari penyebabnya
lebih dulu. Jika lantaran komposisi makanannya yang keliru, maka harus
dibenahi. Tapi bila dikarenakan penyakit dan perlu bantuan dokter, ya, harus
diobati dulu untuk menghilangkan penyebabnya.
TRAUMA PEMAKSAAN
Bisa terjadi pula, anak ogah minum susu justru lantaran faktor
psikologis. Misalnya, ada anak yang mau minum susu di rumah neneknya, tapi di
rumah tak mau. "Adanya suasana yang berubah akan mempengaruhi nafsu makan
anak juga," ujar Ghazali.
Bahkan ada anak yang sampai "takut" berlebihan bila
melihat botol susu. Setelah diselidiki ternyata ia bukan tak mau susu, tapi
trauma pada pemaksaan yang dilakukan babysitter saat harus minum susu. Si
pengasuh hanya mencari jalan pintas, ingin segera selesai pekerjaannya. Ia tak
mengerti cara tersebut salah, karena pemaksaan, misalnya, dengan cara menjejali
susu pada mulut si anak, akan menyisakan trauma. Sehingga lama-lama anak akan
membenci makan dan menganggap susu suatu ancaman. Minum susu dibayangkan
sebagai suatu penyiksaan.
"Trauma ini bisa terbawa sampai anak besar, lo," ujar
Ghazali. Itulah mengapa setelah lepas dari usia bayi, tak sedikit anak yang
ogah minum susu. Disamping, pada usia ini anak juga sudah punya rasa bosan dan
ia bosan minum susu. Atau karena lingkungan keluarga,misalnya karena di dalam
keluarga cuma ia sendiri yang minum susu dan lainnya tidak. Untuk faktor
psikologis ini, penanganannya dilakukan secara kasus per kasus. Tak bisa
disamaratakan karena tergantung penyebabnya.
KANDUNGAN SUSU
Celakanya, kala si anak ogah minum susu, yang
sering terjadi justru orang tua memaksa.Bahkan tak jarang disertai ancaman,
"Ayo, minum susu, nanti kalau tidak disuntik dokter!" atau diancam
akan ditinggalkan, tak boleh ikut, dan lainnya. "Memperlakukan anak
seperti itu sama sekali tak benar. Kalau anak tak mau, ya, tak mau saja. Jangan
membuat anak merasa tak nyaman. Hanya karena demi kepuasan sang ibu, yang
terlalu ambisius terhadap berat badan anak atau terlalu membandingkan dengan
anak lain, sehingga bersifat pressure atau memaksa," jelas Ghazali.
Memang pada susu formula terdapat kandungan zat-zat yang
dibutuhkan anak seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Bahkan ada pula yang ditambah zat tertentu semisal suplemen zat besi, zat yang
membuat anak lebih pintar, atau zat untuk daya tahan lebih kuat, dan
sebagainya. Sehingga para ibu pun "ngotot" harus memberikan susu
tersebut.Apalagi jika anaknya juga sulit makan, semakin dipaksalah si anak
minum susu. Karena dianggapnya susu tersebut bisa menggantikan gizi yang
dibutuhkan anak dari makanan.
Padahal, "Kebutuhan gizi anak tak akan terpenuhi oleh
susu-susu tersebut. Sebetulnya semua itu cuma tambahan atau suplemen. Belum
tentu anak memerlukan zat tersebut," tegas Ghazali. Jikapun diperlukan,
zat-zat tersebut sudah diperoleh dari makanan lain, seperti zat besi dari bayam
dan hati ayam. Jadi, sangat tidak benar bila dianggap dengan minum susu
bersuplemen berarti gizi anak sudah terpenuhi.
Orang tua, lanjut Ghazali, sebenarnya dapat dengan mudah menghitung
kebutuhan gizi anak. Misalnya, anak umur 7 bulan, standar normalnya harus
memiliki berat 8 kg dengan tinggi 67,5 cm. Ia membutuhkan 800 kalori per
harinya. "Nah, mungkinkah mengandalkan susu? Berarti dalam satu hari ia
harus minum susu 1,3 liter. Tentu saja mustahil anak seusia itu minum sebanyak
itu. Kan, perutnya tidak muat."
TERGANTUNG KEBUTUHAN
"Kesalahan" lain yang dilakukan para ibu ialah
cenderung berpatokan pada aturan minum yang tertera di kaleng kemasan susu.
Jika si anak minum susu dalam jumlah yang kurang dari yang tertera di kaleng,
dikatakan anaknya kurang atau ogah minum susu. Padahal, "Keterangan yang
tertera itu sifatnya umum. Harus dilihat apakah anaknya besar dan kecil, apakah
ia cukup memperoleh makanan padat. Karena itu semua mempengaruhi jumlah susu
yang diminum. "
Mungkin saja, kata Ghazali, aturan yang tertera itu merupakan
strategi bisnis semata. Artinya, ada kemungkinan takaran yang diberikan
merupakan penggunaan maksimum agar susu cepat habis. "Jadi, bila anak
sudah makan makanan padat, mungkin saja susu yang diperlukan tak sampai pada
penggunaan yang maksimum."
Sebetulnya berapa banyak jumlah susu yang diperlukan dilihat
berdasarkan kebutuhan anak. Antara lain dari berat badan. Misalnya, berat badan
anak 4 kg. Ia membutuhkan 400 kalori. Tergantung jenis susu yang diminum,
kira-kira 670 cc per hari. Itu bisa dibagi tiga jam sekali atau kapan anak mau.
Begitu berat badan berubah, maka kebutuhan susu pun berubah.
Lainnya ialah makanan padat. Misalnya, bayi usia 7 bulan dengan
berat 8 kg sudah mendapatkan satu kali nasi tim, buah sekali, biskuit sekali,
bubur susu satu kali. Maka mungkin kebutuhan susunya tinggal 400 cc. Padahal
mungkin waktu umur 4 bulan dia bisa 600-700 cc. Jadi, semakin banyak makanan
padat diberikan, maka makin sedikit kebutuhan susunya.
Hal lain ialah tingkat metabolisme karena aktivitasnya. Anak
yang banyak bergerak tentunya akan cepat lapar dibanding anak yang pasif.
Karena anak yang aktif banyak mengeluarkan energi sehingga ia memerlukan asupan
makanan lebih banyak lagi.
Jadi, bila anak ogah minum susu, yang terbaik ialah memenuhi
kebutuhan gizinya dari makanan lain. Tentunya harus sesuai dengan persyaratan
gizinya. Kalau tidak, akan berdampak pada tumbuh-kembang si anak. Misalnya,
syarat yang tak terpenuhi ialah kalori atau lemak, maka berat badannya akan
turun. Bila yang tak terpenuhi ialah protein, mungkin jangka panjangnya
kepandaian si anak berkurang, proses pertumbuhannya yang membutuhkan protein
jadi terhambat. Jika mineral yang kurang maka pembentukan gigi dan tulang yang
akan terganggu.