Tugas makalah
PENGANTAR
ILMU PETERNAKAN
Oleh:
FATMAWATI KASIM
L1 A1 A1 12 030
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi
gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bias di penuhi oleh seorang karena
factor eksternal maupun internal. Factor eksternalnnya mennyangkut ketrbatasan
ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia
tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan factor internal adlah
factor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problem makan pada anak. Anak balita memang sudah makan apa saja seperi halnya
orang dewasa. Tetapi mereka juga bias
menolak bila makanan yang di sajikan tidak memenuhi selera mereka.
Oleh
sebab itu para orang tua harus berlaku demokratis untuk sekali mengindahkan
makanan yang memang menjadi ke gemaran si anak. Gizi yang baik berperan penting
didalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang
optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan
seseorang.
1.2 Masalah
Faktor
yang terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang di penuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya
justru membeliksan makanan yang enak pada anaknya tanpa tahu apakah makanan
tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginnya
dengan makanan yang sehat yang mengandung banyak gizi
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan yang di tulis oleh penulis yaitu:
1.
Untuk mengenal lebih jelas tentang pemenuhan
kebutuhan gizi pada balita.
2.
Menu makanan yang ideal untuk balita.
3.
Serta faktor yang mempengaruhi status
nutrisi balita.
4.
Mendidik kebiasaan makan yang baik,
mencakup penjadwal makan , belajar.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam
penyusunan makalah ini adalah supaya meningkatkan pemikiran kecerdasan bayi sebaiknya para
ibu harus lebih berhati-hati dalam memberikan susu pada anakya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Susu adalah cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar-kelenjar susu (mamae), baik dari binatang maupun dari buah dada
seorang ibu. Air susu ibu biasa dikenal dengan ASI, sedangkan susu hewan atau
susu tiruan sebagai pengganti susu ibu disebut Pengganti Air Susu Ibu atau PASI
pada umumnya adalah air susu dari berbagai binatang ternak, misalnya sapi,
kerbau, kambing dan ada pula yang mempergunakan air susu unta atau kuda
(Sediaoetama, 2006).
Susu adalah cairan bergizi berwarna
putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi
utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang
(biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es
krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi
manusia (Wikipedia, 2009).
Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17
Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar,
susu murni, susu pasteurisasi, dan susu sterilisasi. Susu segar adalah susu
murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang
berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang
benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain (Aziz,
2007).
BAB
3
PEMBAHASAN
Selain merupakan bagian dari makanan 4 sehat 5 sempurna,
ternyata susu juga memiliki cukup banyak manfaat bagi kita. Dengan mengkonsumsi
susu, tulang kita dapat terlindungi dari pengeroposan tulang atau lebih dikenal
dengan osteoporosis, juga membantu pembentukan otot. Ternyata, bukan hanya
untuk membantu pembentukan otot saja, namun juga menjaga otot tersebut terkena
cedera, oleh karena itu para atlet biasanya meminum susu, yang salah satunya
adalah untuk menghindari kerentanan cedera otot itu sendiri.
Susu juga bermanfaat untuk mencegah insomnia dan meningkatkan kualitas
tidur, serta meningkatkan kewaspadaan di kemudian hari, hal ini didasarkan atas
sebuah studi yang baru-baru ini dipublikasikan di Amerika Jurnal of Clinical
Nutrition, dikatakan juga dengan mengkonsumsi susu sebelum tidur, bukan hanya
kualitas tidur kita yang baik, namun juga ketika bangun kita tidak akan merasa
lelah, dan tidak ada efek sampingnya, tidak seperti jika kita mengkonsumsi obat
tidak berkaitan dengan kandungan vitamin
D yang terkandung dalam susu, bukan hanya tulang yang dilindungi dari
pengeroposan, namun juga gigi kita. Dengan rajinnya kita mengkonsumsi susu,
gigi kita akan terlindungi dari kerusakan atau kebusukan gigi, dan juga menjadi
lebih kuat. Tentu saja, hal ini juga harus diiringi dengan rajinnya kita menggosok
gigi secara teratur, agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Ternyata, susu juga membantu kita
mengurangi resiko terkena kanker usus. Kanker usus adalah penyakit ketiga yang
menjadi penyebab kematian di seluruh dunia, dan berdasarkan sebuah penelitian,
mengkonsumsi 16 ons susu sehari dapat mengurangi resiko terkena kanker usus
sebesar 12 %. Terlepas dari kontroversi bahwa susu sapi mengandung jumlah
kalsium dibandingkan susu yang berasal dari mamalia lainnya, minum susu
tampaknya sudah merupakan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi oleh kita
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
v Pemenuhan gizi balita dapat dilihat
dari karaker pada anak itu sendiri .
v Pemberian asupan zat makanan seperti
zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita.
v Dan pengeluarannya asupan makanan
harus ada keseimbangan sehingga di peroleh status gizi yang baik
v Menu makanan yang baik seperti 4
sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan bagi otaknya.
v Faktor yang mempengaruhi status
nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan kemudahan dalam mencerna makanan
dari sumber makanan yang ia makan, vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan
faktor endokrin dan emosional
4.2
Saran
o
Pengetahuan
ibu harus luas mengenai pemahaman tentang bayi
o
Sebaiknya
seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk balita.
o
Berikan
anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat baik untuk
pertumbuhan anak. Jangan lupa pemberian
makanan yang sehat serta suplemen yang teratur untuk pertumbuhan dan
kecerdasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afifani, Nia. 2009. Faktor yang Berhubungan dengan Insomnia
pada Lansia.http://adln.fkm.unair.ac.id.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar